Senin, 25 April 2011
Pendidikan
Dalam pasal 4 Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional tercantum bahwa: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan Indonesia seutuhnya”. Pelaksanaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini bisa terlaksana dengan adanya tanggung jawab bersama antara guru, masyarakat dan orang tua.
Disini guru merupakan orang yang berpengetahuan yang luas namun bukan hanya diperioritaskan tentang pengetahun yang akan diberikan atau diajarkan kepada siswa, tetapi sikap, keterampilan dan metode yang digunakan pun harus tepat agar mendorong siswa untuk belajar juga sangat diutamakan. Sebab dengan adanya sikap yang terpuji, keterampilan mendidik yang baik dan metode yang tepat akan membawa siswa menjadi manusia sebagaimana yang diinginkan, dengan begitu siswa akan terdorong untuk mempelajari sesuatu ilmu yang diajarkan oleh gurunya, dengan demikian akan tercapailah sutu proses pengajaran yang baik dan efisien.
Seorang guru adalah orang yang berpengetahuan luas dan sepatutnya seorang guru mampu memilih metode yang tepat dalam menyampaikan pelajaran dikelas. Ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”, bahwa metode jauh lebih penting dibanding materi, karena sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan. Apa yang dilakukan Rasulullah SAW. saat menyampaikan wahyu Allah SWT. kepada para sahabatnya bisa kita teladani, karena Rasul SAW. sejak awal sudah mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul SAW. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah SAW. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah SWT. dan syari’at-Nya.
Pembinaan tenaga guru bukan hanya diperioritaskan tentang pengetahun yang akan diberikan atau diajarkan kepada siswa, tetapi sikap dan keterampilan agar mendorong para siswa untuk belajar juga sangat diutamakan. Sebab tanpa adanya sikap yang terpuji dan keterampilan mendidik atau mengajar yang baik sehingga akan membawa siswa menjadi manusia sebagai mana yang diinginkan.
Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan siswa sebagai untuk membantu siswa dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peran signifikan dalam proses pengajaran. Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak tabir kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan. Pendidikan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah pengubahan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Dalam Alquran terdapat konsep perintah membaca, menelaah, meneliti, dan menghimpun dan sebagainya. Tuntutan atau perintah membaca dalam Islam sangat urgen, karena manusia sebagai khalifah bukan sekedar melakukan bacaan dengan ikhlas tetapi harus didasari bismi rabbikka (dengan nama Tuhan), dalam memilih bahan-¬bahan bacaan yang tidak mengantarnya kepada hal-hal yang bertentangan dengan nama Allah.
Untuk memiliki kecakapan dalam pemahaman akidah dan akhlak tersebut, siswa perlu dibekali dengan pengajaran yang baik. Dan untuk mencapai keberhasilan tersebut seorang pendidik memerlukan suatu cara atau metode yang tepat dibarengi dengan dasar-dasar pendidikan Islam yang kuat. Metode pendidikan menyangkut permasalahan individual atau sosial siswa dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis.
1. Dasar Agamis, maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada Agama. Sementara Agama Islam merujuk pada Al Qur’an dan Hadits. Untuk itu, dalam pelaksanannya berbagai metode yang digunakan oleh pendidik hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul secara efektif dan efesien yang dilandasi nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.
2. Dasar Biologis, Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis seseorang, maka dengan sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya. Untuk itu dalam menggunakan metode pendidikan Islam seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis siswa.
3. Dasar Psikologis. Perkembangan dan kondisi psikologis siswa akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan yang dilaksanakan, dalam kondisi yang labil pemberian ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karenanya metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis siswa. Untuk itu seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang tumbuh pada siswa. Sebab dalam konsep Islam akal termasuk dalam tataran rohani.
4. Dasar sosiologis. Saat pembelanjaran berlangsung ada interaksi antara siswa dengan siswa dan ada interaksi antara pendidik dengan siswa, atas dasar hal ini maka pengguna metode dalam pendidikan Islam harus memperhatikan landasan atau dasar ini. Jangan sampai terjadi ada metode yang digunakan tapi tidak sesuai dengan kondisi sosiologis siswa, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan pendidikan akan sulit untuk dicapai.
Keempat dasar di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi agamis, kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis siswa. (Ramayulis, 2008:6)
Langganan:
Postingan (Atom)